Pernahkah mendengar istilah masokis?
Ini merupakan jenis kelainan seksual yang bisa terjadi pada siapa saja, termasuk Pria dan wanita.
Setiap pasangan tentunya memiliki cara tersendiri untuk mendapatkan dan memenuhi kepuasan seksual.
Namun, ada beberapa pasangan yang memenuhi kepuasan seksual dengan cara yang tidak biasa.
Pasangan tersebut memenuhi kepuasan seksual dengan cara disakiti, seperti ditampar, dipukul, dan sebagainya.
Perilaku seksual yang menyimpang ini dikenal juga dengan sebutan masokis atau masokisme.
Menurut Cambridge Dictionary, masokis adalah kelainan seksual di mana seseorang mendapat kenikmatan seksual karena disakiti atau dikendalikan oleh orang lain.
Namun, jika dilihat dari KBBI, masokis adalah sifat menyakiti pasangan sebelum melakukan hubungan seks.
Masokis juga dihubungkan dengan kegiatan yang berbau kekejaman atau kekerasan untuk memberikan kepuasan seksual.
Secara umum, keadaan tersebut dikaitkan dengan BDSM (bondage, dominance, sadism, dan masochism).
Mengutip lamanĀ Britannica, istilah masokis diambil dari nama Chevalier Leopold von Sacher-Masoch.
Ia adalah orang Austria yang banyak menulis tentang cara mendapatkan kepuasan seksual dengan cara dipukuli dan dikendalikan.
Jumlah rasa sakit yang terlibat dapat bervariasi, mulai dari penghinaan dengan sedikit kekerasan, hingga pencambukan atau pemukulan yang parah.
Salah satu jenis masokisme seksual disebut dengan asfiksiofilia.
Kondisi tersebut adalah ketika seseorang menerima kepuasan seksual dengan membatasi pernapasannya.
Aktivitas masokistik yang dilakukan oleh penderita asfiksiofilia terkadang dapat berbahaya dan fatal.
Tak hanya itu, seorang masokis juga mungkin menggunakan tali, jerat, atau kantong plastik untuk mengalami keadaan asfiksia (gangguan pernapasan) untuk mencapai orgasme.
Berdasarkan Psychology Anywhere Anytime, ada sejumlah hal yang diyakini sebagai penyebab masokis.
Hal-hal tersebut, antara lain:
1. Trauma
Teori dari bidang psikoanalisis menyebut bahwa adanya trauma masa kanak-kanak, seperti pelecehan seksual atau pengalaman masa kecil yang signifikan, dapat memicu penyimpangan seksual ini.
Seiring waktu, pengalaman tersebut dapat menumbuhkan kecenderungan penyimpangan seksual yang justru menikmati kesakitan dari trauma atau pelecehan.
2. Pelarian
Teori lain menunjukkan bahwa perilaku sadomasokistik (aktivitas seksual yang menyiksa pasangan) adalah bentuk pelarian.
3. Fantasi Seksual
Penyimpangan seksual awalnya mungkin karena memiliki fantasi seksual terlarang, gairahnya akan menjadi lebih kuat ketika ditekan.
Ketika mempraktikkannya, seseorang dalam keadaan tertekan akan semakin terangsang.
Dalam kasus masokisme seksual, perilaku masokistik menjadi terkait erat dengan perilaku seksual.
4. Kekerasan Seksual
Meskipun sepenuhnya tidak dapat dipastikan, memiliki pengalaman buruk terhadap kekerasan seksual dapat menjadi penyebab seseorang mengidap masokis.
Selain kekerasan seksual, pengalaman yang menjadi pemicunya juga bisa dikarenakan kekerasan fisik hingga kesedihan yang mendalam.
5. Faktor Lingkungan
Kelainan seksual ini dapat disebabkan oleh kondisi lingkungan yang memengaruhi pola pikir, perilaku, kecenderungan seksual dan gaya hidup.
Siapa yang Dapat Mengalami Masokis?
Umumnya, usia rata-rata terjadinya gangguan seksual masokis adalah 19 tahun.
Namun pada beberapa pasien, hasrat seksual yang terkait dengan kekerasan atau penghinaan dapat berkembang lebih awal, misalnya saat memasuki usia 12 tahun.
Perilaku seksual masokis yang biasa terlihat pada masa dewasa awal tersebut sering kali dimulai dengan permainan masokis atau sadis selama masa kanak-kanak.
Seseorang dengan masokis akan mengalami gairah seksual ketika menerima rasa sakit, penderitaan, dan penghinaan secara fisik atau psikologis.
Fantasi, dorongan seksual, atau perilaku di mana individu dipukuli, diikat, dipermalukan, atau mengalami rasa sakit juga termasuk hal yang mencirikan gangguan ini.
Sebuah penelitian Journal of Sexual Medicine, menunjukkan bahwa fantasi yang berkaitan dengan masokisme seksual cukup umum.
Berdasarkan hasil studi, sebanyak 12% wanita dan hampir seperempat pria sebagai partisipan menanggapi cerita erotis seksual bertema masokis.
Sekitar 5% wanita dan 12% pria mengaku pernah terlibat dalam fantasi dalam fantasi dengan tema masokis, seperti dipukul, dicambuk, dipukul, atau diikat.
Sebanyak 50% orang dewasa yang aktif secara seksual juga senang digigit atau dicakar selama aktivitas seksual jika dilakukan suka sama suka.
Prevalensi perilaku seksual masokis ini diketahui lebih tinggi pada wanita lesbian dan biseksual.