Setelah beranjak dewasa, seseorang akan mengalami libido seksual. Entah karena mendapat rangsangan atau aktivitas hormon. Melakukan onani merupakan hal yang wajar, tetapi jika terlalu sering akan berdampak buruk.
Tidak sedikit mitos yang muncul tentang efek sering onani pada laki-laki. Beberapa orang bahkan menyebut bahwa masturbasi bisa dapat menyebabkan gangguan penglihatan. Jadi, mitos atau fakta?
Mitos onani laki-laki
Onani merupakan aktivitas mengeluarkan cairan semen dengan memberikan rangsangan fisik tanpa berhubungan intim, melansir KBBI. Istilah ini sama dengan masturbasi, tetapi lebih digunakan pada laki-laki.
Sebenarnya, onani merupakan hal normal apabila dilakukan dengan sesuai. Terlebih, manfaat mengeluarkan cairan semen melalui onani sama ketika mendapatkan ejakulasi saat bercinta. Meski demikian, beberapa kalangan meyakini beberapa mitos terkait onani.
Medical News Today mencatat beberapa mitos yang diyakini dan terus berkembang. Termasuk anggapan bahwa onani dapat menyebabkan beberapa hal berikut:
- Kebutaan
- Telapak tangan berbulu
- Impotensi di kemudian hari
- Disfungsi ereksi
- Penyusutan penis
- Kelengkungan penis
- Jumlah sperma berkurang
- Penyakit kejiwaan
- Fsik yang lemah
Sumber yang sama mengatakan, tidak satu pun mitos di atas yang terbukti secara ilmiah. Salah satu mitos efek onani yang diteliti yakni terkait jumlah sperma yang berkurang.
Hasilnya, terlalu sering onani memang menurunkan jumlah sperma. Namun, jumlahnya masih cukup untuk dikategorikan sebagai sperma sehat.
Setelah beranjak dewasa, seseorang akan mengalami libido seksual. Entah karena mendapat rangsangan atau aktivitas hormon. Melakukan onani merupakan hal yang wajar, tetapi jika terlalu sering akan berdampak buruk.
Hasilnya, terlalu sering onani memang menurunkan jumlah sperma. Namun, jumlahnya masih cukup untuk dikategorikan sebagai sperma sehat.
Onani wajar dilakukan. Namun, melakukannya secara berlebihan dengan frekuensi sering dapat memicu efek samping.
Indikator ‘berlebihan’ dinilai ketika keinginan untuk onani terus hadir. Hal ini bahkan tidak bisa dikontrol dan mengganggu aktivitas sehari-hari. Indikator lainnya, melebihi batas kemampuan tubuh untuk melakukannya karena tingginya keinginan tersebut.
Jika sudah demikian, tubuh dapat mengalami efek samping. Nah, yaling sering terjadi adalah iritasi kulit akibat gesekan berlebihan. Beberapa juga dapat mengalami pembengkakan sementara atau edema. Walau begitu, hal ini memang dapat dikurangi dengan penggunaan pelumas dan dapat hilang sendirinya dalam beberapa hari.
Efek sering onani pada laki-laki yang dapat muncul juga meliputi hal berikut:
Beberapa orang merasa bersalah setelah melakukan masturbasi karena bertentangan dengan keyakinan agama, spiritual, atau budayaNYA. Meski masturbasi bukanlah hal yang tidak wajar, perasaan ini memang valid. Namun, terkait hal tersebut kembali pada prinsip masing-masing individu, ya.
Jika laki-laki melakukan masturbasi terlalu kencang sehingga mencengkeram penisnya, maka mereka dapat mengalami penurunan sensitivitas. Hal ini dapat memengaruhi sensasi di ranjang. Meski demikian, kondisi ini dapat diantisipasi secara bertahap dengan melakukan perubahan teknik onani.
Kebiasaan onani terlalu sering dapat berkembang menjadi dorongan seksual yang tidak terkontrol. Waspadai apabila onani lantas mengganggu aktivitas sehari-hari, menjadi pelarian pada tiap masalah, dan memengaruhi fungsi serta tanggung jawab sosial. Jika mengalami hal tersebut, maka onani dikategorikan sebagai bentuk gangguan. Ada baiknya segera menemui konselor untuk mendapatkan terapi, ya.
Efek sering onani pada laki-laki tidak selalu negatif, selama bisa terkontrol dengan baik. Namun, hal ini dapat dikategorikan sebagai gangguan ketika seseorang menjadikan onani prioritas atas segala aktivitasnya.