Sex

Beda Libido Tinggi dan Hiperseks

Gairah seks bisa sangat berbeda pada tiap individu. Beberapa dapat mengalami dorongan berlebih untuk melakukan berbagai macam bentuk aktivitas seksual, termasuk self service seperti masturbasi.

Ketika level keinginan seksual melebih rata-rata, maka akan dikaitkan dengan hiperseks. Walau begitu, bisa pula seorang mengalami libido tinggi. 

Ada beda libido tinggi dan hiperseks. Dari keduanya, satu masih dalam kategori normal, sedangkan satunya mungkin dapat memberikan efek negatif. Ketahui perbedaan keduanya di sini.

Libido seks tinggi

Libido tinggi berarti adanya peningkatan hasrat seksual. Tidak ada patokan normal untuk menetapkan dasar libido karena setiap orang memiliki tingkatan berbeda.

Peningkatan gairah seks atau libido tinggi dapat dipicu oleh beberapa hal, di antaranya:

  • Tingkat stres yang lebih rendah
  • Kondisi kesehatan mental yang membaik. Misalnya, setelah menjalani terapi akibat  trauma masa lalu
  • Berolahraga dan mengonsumsi makan sehat. Gaya hidup memengaruhi gairah berkat adanya penurunan stres, peningkatan kepercayaan diri, dan kualitas tidur yang lebih baik
  • Menghentikan konsumsi beberapa obat tertentu, seperti beta-blocker atau antidepresan yang dapat memicu libido rendah

Libido tinggi tidak selalu dianggap sebagai hal yang perlu dikhawatirkan. Meski demikian, kondisi ini dapat berkembang di luar kendali serta menyebabkan dorongan seksual membuncah.

Dorongan seksual berarti situasi ketika seseorang kehilangan kendali atas perilaku seksualnya. Dalam beberapa kasus, kondisi ini memerlukan bantuan medis. Tanda-tanda dorongan seksual yang umum muncul meliputi:

  • Perilaku seksual yang berdampak negatif pada keseharian
  • Ketidakmampuan untuk menghentikan perilaku seksual tertentu
  • Membatasi diri pada aktivitas seksual tertentu serta lebih tertutup atas segala hal 
  • Menggunakan perilaku seksual sebagai pelarian dari masalah seperti stres, kemarahan, kecemasan, dan kesepian
  • Kesulitan dalam membentuk dan mempertahankan hubungan yang sehat dan stabil.

Di sisi lain, hiperseks atau hiperseksualitas mengacu pada peningkatan libido yang tiba-tiba atau sering sulit dikendalikan. Seringkali, itu bisa menjadi tanda penyakit lain atau kondisi medis primer.

Hiperseksualitas juga bisa menjadi efek samping dari  konsumsi beberapa obat. Misalnya, obat yang digunakan untuk mengobati penyakit Parkinson.

Berbeda dengan libido tinggi, hiperseks oleh terapis dan dokter dipandang sebagai jenis gangguan obsesif-kompulsif. Namun, pendapat lain menegaskan bahwa hiperseksualitas merupakan pencerminan dari ketidaksukaan budaya terhadap perilaku seksual. 

Adapun gejala hiperseksualitas meliputi:

  • Dorongan, fantasi, dan perilaku seksual intens dan berulang yang terjadi dalam waktu lama dan di luar kendali
  • Keinginan di luar kendali untuk melakukan perilaku seksual yang mengarah pada pelepasan ketegangan dan menimbulkan perasaan menyesal atau bersalah
  • Ketidakmampuan untuk mengurangi perilaku atau dorongan seksual
  • Muncul gangguan dalam membangun dan memelihara hubungan yang stabil dan sehat
  • Terlibat dalam perilaku seksual meskipun memahami bahwa hal tersebut dapat menyebabkan masalah keuangan maupun hubungan

Hiperseksualitas sering dihubungkan dengan dampak merugikan. Termasuk infeksi menular seksual, penurunan produktivitas, masalah keuangan, kehamilan yang tidak direncanakan, kecemasan, depresi, serta penyalahgunaan obat-obatan.

Sejauh ini, belum diketahui pasti penyebab perilaku seksual kompulsif. Beberapa kemungkinan pemicunya bisa jadi karena hal berikut:

  • Penggunaan obat-obatan tertentu
  • Gangguan kesehatan, terutama melibatkan bagian otak yang mengatur libido seksual. Salah satunya demensia
  • Ketidakseimbangan neurotransmiter atau tingkat kimia otak yang tinggi, seperti serotonin, dopamin, dan norepinefrin.

Dinilai sebagai gangguan kesehatan, hiperseksualitas dapat ditangani dengan berbagai jenis obat. Selain itu, juga dengan mengonsumsi makanan anafrodisiak, konseling, kelompok swadaya, atau bahkan psikoterapi. 

Beda libido tinggi dan hiperseks

Dari penjelasan sebelumnya, diketahui beda libido tinggi dan hiperseks paling terlihat ada pada kontrol. Sebuah penelitian dalam The Journal of Sexual Medicine menjelaskan perbedaan penting antara keduanya.

Beberapa orang yang memiliki dorongan seks tinggi secara alami dikenal sebagai libido tinggi. Meski demikian, kondisi ini tidak mengurangi kemampuan untuk menjalani aktivitas sehari-hari serta tak menyebabkan gangguan kesehatan mental.

Sementara itu, kecanduan seks atau hiperseksual berpusat pada keterlibatan disfungsional dalam pemikiran, fantasi, atau perilaku terkait seks. Seseorang dengan hiperseksualitas mungkin kesulitan mengontrol diri. 

Perbedannya juga terdapat dalam efek samping. Libido tinggi mungkin hanya berdampak negatif saat muncul dorongan seksual. Sementara, hiperseksualitas dapat memicu aktivitas seks berlebihan. Akibatnya, seseorang berisiko terkena infeksi menular seksual, gangguan mental, bahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

Perawatan keduanya pun berbeda. Libido tinggi hanya memerlukan perawatan apabila mengarah ke dorongan seksual. Sementara itu, hiperseksual umumnya memerlukan terapi serta konsumsi obat-obatan tertentu untuk mengurangi kecenderungan akan seks.

Beda libido tinggi dan hiperseks bisa jadi sangat tipis. Jika kamu merasa mengalaminya, jangan ragu berkonsultasi kepada ahlinya guna mendapatkan penjelasan dan perawatan apabila diperlukan.