Pelaksanaan vaksinasi COVID-19 juga masih berlangsung. Meski sudah berjalan beberapa tahun, tetapi masih ada sebagian orang yang menolak melakukan vaksinasi dengan berbagai alasan.
Beredar kabar yang menyebutkan bahwa tidak melakukan vaksinasi COVID-19 justru bermanfaat bagi kesuburan pria. Adanya kabar tersebut tentunya sangat meresahkan dan dapat membuat sebagian orang enggan mendapatkan vaksinasi. Lantas, benarkah vaksin COVID-19 memengaruhi kesuburan pria? Berikut pembahasannya!
1. Beredar kabar yang menyebutkan manfaat tidak divaksinasi COVID-19
Beredar sebuah postingan di media sosial yang diklaim bersumber dari Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes). Postingan tersebut berupa tangkapan layar yang menyerupai artikel resmi dari portal berita Kemenkes di laman Sehat Negeriku berjudul “Kabar Baik! Pria yang Tak Divaksin Spermanya Akan Berharga Mahal di Masa Depan”.
Jika dilihat sekilas, bisa saja sebagian orang terkecoh dengan judul berita yang mengatasnamakan Kemenkes tersebut. Namun, kabar bahwa Kemenkes merilis berita tersebut ternyata tidak benar.
2. Bagaimana kebenarannya?
Kabar tersebut disanggah langsung oleh Kemenkes melalui akun Twitter resminya. Kemenkes menjelaskan bahwa postingan tersebut adalah hoaks. Sebab, Kemenkes tidak pernah mengeluarkan rilis berita dengan judul tersebut.
Kemenkes juga menjelaskan bahwa hingga saat ini, tidak ada studi yang menunjukkan bahwa vaksin COVID-19 dapat memengaruhi kualitas sperma. Kualitas sperma dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya gaya hidup tidak sehat.
Kemenkes selalu mengimbau untuk melakukan vaksinasi COVID-19 agar mendapatkan perlindungan dari COVID-19. Vaksinasi COVID-19 dapat melindungi tubuh dari penularan, kesakitan, hingga kematian akibat COVID-19.
3. Tidak ada bukti ilmiah bahwa vaksin mengganggu kesuburan
Mendapatkan vaksinasi COVID-19 dapat memberikan perlindungan dari penyakit serius, risiko rawat inap rumah sakit, hingga kematian. Dilansir Badan Kesehatan Dunia (WHO), tidak ada bukti ilmiah yang menjelaskan vaksin mengganggu kesuburan laki-laki maupun perempuan. Sebab, vaksin hanya menstimulasi respons kekebalan tubuh dalam melawan penyakit. Pemberian vaksin tidak mengganggu fungsi organ reproduksi.
Hal senada juga disebutkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), bahwa saat ini tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa semua vaksin, termasuk vaksin COVID-19, menyebabkan masalah kesuburan.
Penelitian skala kecil dilakukan terhadap 45 laki-laki sehat yang mendapatkan vaksin COVID-19 berbasis mRNA. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengamati karakteristik sperma, seperti kuantitas dan pergerakan sebelum dan sesudah vaksinasi. Hasilnya, tidak ada perubahan signifikan terhadap karakteristik sperma setelah melakukan vaksinasi.
4. Terinfeksi COVID-19 justru berpotensi memengaruhi kesuburan
Mengutip penjelasan laman Cleveland Clinic, para peneliti belum menemukan bukti bahwa vaksinasi memiliki efek negatif terhadap sperma. Justru, terinfeksi virus penyebab COVID-19 disebut dapat memengaruhi kesuburan.
Beberapa kemungkinannya karena infeksi COVID-19 atau infeksi virus lainnya dapat menyebabkan demam sehingga memengaruhi pembentukan sperma. Selain itu, terdapat pula hipotesis bahwa virus mampu masuk ke testis sehingga dapat mengganggu fungsi testis untuk sementara. Adanya inflamasi ketika adanya penyakit juga diduga dapat mengganggu produksi sperma. Meski begitu, kesuburan laki-laki akan kembali seperti semula dalam beberapa bulan.
CDC juga menjelaskan hal yang sama, bahwa terdapat satu studi yang menemukan bahwa infeksi COVID-19 kemungkinan berkaitan dengan penurunan kesuburan pada pria hingga 60 hari setelah terinfeksi.
Demam karena penyakit apa pun dikaitkan dengan menurunnya produksi jumlah sperma pada pria sehat dalam jangka pendek. Meski demam juga termasuk salah satu efek samping vaksinasi COVID-19, tetapi tidak ada bukti bahwa demam setelah menjalani vaksinasi COVID-19 memengaruhi produksi sperma.
5. Faktor yang memengaruhi kesuburan pria
Menurut Mayo Clinic, masalah kesuburan pada pria merupakan proses yang kompleks. Masalah kesuburan pria bisa disebabkan oleh banyak faktor, misalnya masalah kesehatan, seperti infeksi, ketidakseimbangan hormon, tumor dan lainnya.
Paparan lingkungan juga dapat memengaruhi produksi sperma atau fungsi sperma, seperti paparan logam berat, paparan radiasi, paparan bahan kimia industri, dan lainnya. Selain itu, penggunaan obat-obatan tertentu, kebiasaan minum minuman beralkohol, kebiasaan merokok, dan berat badan juga dapat memengaruhi kesuburan pria.
Tidak ada bukti ilmiah bahwa vaksin COVID-19 dapat memengaruhi kualitas sperma. Vaksin hanya menstimulasi respons kekebalan tubuh sehingga tidak mengganggu fungsi organ reproduksi perempuan maupun laki-laki.