Seks merupakan pengalaman autentik bagi setiap individu. Umumnya, ejakulasi menjadi tujuan utama yang diburu untuk bisa merasakan kepuasan seksual secara maksimal. Bila selama ini ejakulasi identik pada lelaki, maka padanan istilah ejakulasi untuk perempuan adalah squirt atau squirting.
Perempuan yang mengalami squirt konon merasakan kenikmatan berlipat ganda karena sensasinya. Squirt ditandai dengan keluarnya cairan dalam jumlah besar dari vagina, menyerupai air mani yang disemburkan pria saat orgasme. Namun, momen “sakral” itu terbilang unik karena beberapa alasan yang masih diperdebatkan. Simak informasi menarik mengenai apa itu squirt di bawah ini untuk tahu jawabannya.
1. Apa itu squirt?
Dilansir New Scientist, ada dua jenis cairan dengan karakteristik berbeda yang dihasilkan perempuan ketika orgasme. Jenis cairan pertama yang telah diakui sebagai bukti perempuan orgasme memiliki tekstur kental berwarna putih dengan jumlah sedikit.
Sementara itu, squirt merupakan cairan encer yang memiliki volume lebih besar, yang berasal dari kelenjar skene, yakni struktur kecil yang terhubung ke uretra. Jadi, ketika perempuan menerima rangsangan seksual yang mencapai klimaks, squirt akan dikeluarkan melalui pembukaan kelenjar skene. Kelenjar ini disebut juga sebagai prostat perempuan, sehingga saat squirting, cairan akan tersembur seperti buang air kecil.
2. Karakteristik squirt
Healthline menyebut, cairan ejakulasi yang mewakili karakteristik squirt berwarna keputihan menyerupai susu encer. Namun, menurut International Society For Sexual Medicine, squirt berwarna bening, tidak putih ataupun abu-abu. Perbedaan karakteristik cairan ejakulasi ini masih menjadi sesuatu yang diteliti para pakar.
Satu hal yang pasti, squirt mengandung komponen yang sama dengan air mani pada laki-laki. Squirt juga memiki kreatinin dalam jumlah kecil dan urea, yang merupakan komponen utama urine.
Meski demikian, cairan squirt bukan merupakan urine itu sendiri. Hal itu hanya berarti bahwa squirt memiliki kesamaan komponen dengan urine, karena letak kelenjar skene yang memproduksi squirt mengelilingi uretra.
3. Tanda mengalami squirt
Untuk mendapatkan pengalaman squirt, perempuan harus mengalami klimaks ketika menerima rangsangan seksual. Mengutip Planned Parenthood, ejakulasi pada perempuan biasanya ditandai dengan respons tubuh ini:
- Kenikmatan yang sangat intens pada vagina yang dirasakan anggota tubuh.
- Otot vagina berkontraksi satu kali per detik, selama 5–8 kali.
- Detak jantung dan tingkat pernapasan naik.
- Vagina menjadi lebih basah.
- Diikuti semburan cairan ejakulasi dari vulva.
- Klitoris terasa lebih sensitif.
- Kemerahan pada wajah, leher, dan dada.
4. Latihan untuk bisa squirting
Berbagai sumber menyatakan bahwa cara terbaik untuk mendapatkan squirt adalah dengan merangsang titik G-spot. Keberadaan G-spot yang juga masih menjadi misteri ini diyakini berada dalam struktur klitoris. Namun, G-spot bukanlah segalanya, sehingga beberapa latihan di bawah ini akan mendukung performa seks kamu agar meningkatkan peluang meraih squirt:
- Latih kekuatan otot dasar panggul lewat senam Kegel.
- Buang air kecil untuk mengosongkan kandung kemih.
- Berikan rangsangan yang cukup di area sensitif.
- Tetap rileks dan nikmati seks.
5. Apakah semua perempuan bisa mengalami squirt?
Squirt merupakan momen unik yang mungkin tidak bisa terjadi setiap kali perempuan ejakulasi. Disebutkan bahwa beberapa perempuan bisa rutin squirt, kemudian ada yang hanya mengalami squirt sekali, atau belum pernah sama sekali. Bahkan, ada pula perempuan yang tidak menyadari kalau telah mengalami squirt karena mengira itu bagian dari cairan ketika buang air kecil.
Mencapai squirt juga tidak menggambarkan kesuksesan seks, karena pengalaman setiap orang sangat subjektif dan tidak bisa dibandingkan. Akan lebih baik bila aktivitas seksual difokuskan pada kepuasan masing-masing individu, karena perempuan yang orgasme tanpa squirt sangatlah normal.
Jadi setelah mengetahui apa itu squirt, apakah membuatmu tergoda untuk mencoba meraihnya? Sah saja bila kamu ingin merasakannya. Namun, jangan terlalu terpaku bahwa squirt harus diraih. Nikmatilah seks sebagai sebuah perjalanan, bukan destinasi yang harus selalu dicapai.