1. Disfungsi ereksi
Disfungsi ereksi terjadi saat seorang pria tidak bisa ereksi atau tidak mampu mempertahankan ereksi cukup lama untuk berhubungan seks. Diterangkan dalam laman National Health Service, jika disfungsi ereksi sering terjadi, kemungkinan ini disebabkan oleh beberapa kondisi, seperti:
- Tekanan darah tinggi atau kolesterol tinggi.
- Kencing manis atau diabetes.
- Depresi atau kecemasan.
- Masalah hormon.
2. Kurang serotonin
Serotonin ialah zat alami dalam tubuh yang diproduksi oleh saraf. Ini membantu mengontrol cara otak mengatur suasana hati, emosi, tidur, dan hasrat seksual.
Diterangkan dalam laman Urology Care Foundaton, tingginya kadar serotonin dalam otak dapat memperpanjang durasi ejakulasi. Sementara itu, jumlah serotonin yang sedikit dapat mempersingkat waktu ejakulasi dan menyebabkan ejakulasi dini.
3. Masalah dalam hubungan
Masalah hubungan dapat menyebabkan hubungan seks kurang memuaskan dan sperma cepat keluar. Alasannya, masalah hubungan bisa membuat kita mengalami emosi negatif, seperti stres.
Dikutip dari Mayo Clinic, stres dapat membatasi kemampuan untuk rileks dan fokus saat berhubungan seks.
4. Depresi
Pria yang mengalami depresi secara klinis, tidak jarang juga mengalami masalah seksual, dikutip dari WebMD. Hasrat seksual dimulai di otak dan turun ke bawah. Ini karena bahan kimia otak khusus yang dikenal sebagai neurotransmiter. Bahan kimia tersebut meningkatkan komunikasi antar sel otak dan memicu lebih banyak aliran darah ke organ seksual.
Masalahnya, pada orang dengan depresi dan gangguan suasana hati lainnya, sirkuit otak yang berkomunikasi menggunakan bahan kimia tersebut tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Dengan demikian, pria dengan gangguan depresi mungkin kehilangan hasrat seksual atau mengalami ejakulasi dini saat berhubungan seksual.
5. Citra diri negatif
Citra tubuh yang negatif telah menyebar di kalangan pria muda. Ini adalah penyebab utama disfungsi seksual, yang biasanya menodai pengalaman seksual.
Diterangkan dalam laman Numan, salah satu hal yang bertanggung jawab atas hal ini adalah pornografi. Sering menonton pornografi tampaknya mengubah gagasan pria tentang seperti apa ukuran penis yang seharusnya dan seperti apa bentuk tubuh yang ideal. Konsekuensi dari kekhawatiran ini adalah merasa malu telanjang, takut tidak dapat memuaskan pasangan, stres, yang semuanya dapat memicu ejakulasi dini.
6. Diabetes
Ejakulasi dikendalikan oleh sistem saraf, dan ketika rangsangan melewati ambang batas, saraf otonom di tubuh mengirimkan sinyal untuk memicu ejakulasi. Namun, menurut Premier Mens Medical, pada orang diabetes, saraf di sekitar penis bisa mengalami kerusakan dan resistansi sehingga gagal berfungsi sebagaimana mestinya. Komplikasi ini dikenal sebagai neuropati penis diabetik.
Ketika saraf dan pembuluh darah ini rusak, secara alami aliran darah akan terhambat. Hal ini dapat memicu berbagai disfungsi seksual, termasuk ejakulasi dini.
7. Pengalaman seksual pertama
Sangat wajar seorang pria tidak dapat menahan ejakulasi jika ini adalah pengalaman seksual pertamanya. Pengalaman seksual awal dikaitkan dengan berbagai emosi, seperti kegembiraan dan kecemasan.
Dilansir Everyday Health, pria cenderung hipersensitif dan tidak mampu memperlambat dan menikmati seks pada saat berhubungan seks untuk pertama kalinya. Namun, pria kemungkinan dapat mengendalikan ejakulasi seiring meningkatnya pengalaman seksual.
Air mani yang cepat keluar sering kali bukanlah masalah serius jika terjadi sesekali atau jika ini adalah pengalaman seksual pertamamu. Namun, jika masalah ini cukup mengganggu, hubungi dokter. Masalah ejakulasi dini sering kali membutuhkan solusi sederhana selama tidak disebabkan oleh masalah kesehatan serius.